Minggu, 04 Januari 2009

Mu'adz bin Jabal (Imam Para Ulama)

Dia tergolong sahabat Anshor dan ikut melakukan Bai'at "Aqobah kedua. Seorang pemuda yang bening mukanya yang dikagumi oleh Rasulullah SAW.
Tentangnya Rasulullah SAW bertutur, "Orang yang paling tahu tentang halal dan haram dari ummatku adalah Mu'adz bin Jabal." (HR. Bukhari)
Oleh karena itu Rasulullah SAW memilihnya untuk menjabat hakim dinegeri Yaman. Kepada Mu'adz rasulullah bertanya menguji, "Dengan apa engkau putuskan perkara?"
Ia menjawab, "Dengan Al qur'an"
"Jika tidak engkau temui masalahnya dalam al qur'an?" tanya beliau.
Mu'adz menjawab, merujuk ke Sunnah Rasulullah."
"Kalua engkau tidak dapati dalam sunnahku?", kembali beliau bertanya.
"Aku akan berijtihad denga pendapatku dan aku tidak akan berbuat kelalaian."
Mendengar jawaban Mu'adz itu, maka Rasulullah SAW bertuur kepadanya sambil menepuk dada Mu'adz, "Segenap puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah ke jalan yang diridhai oleh-Nya dan oleh rasul-Nya." (HR. Muttafaq 'Alaih).
Dia sangat berwibawa di antara para sahabat sehingga tidak ada yang berani bicara dihadapannya.
Umar bin Khattab banyak meminta pendapat kepadanya. Ia berujar, "Jika tidak ada Mu'adz celakalah Umar."
Tatkala Rasulullah SAW wafat, Mu'adz sedang bertugas dinegeri Yaman. Lalu ia pulang pada masa khalifah Abu Bakar dengan membaw aharta yang banyak. Ketika Umar ingin membagi-baginya, Mu'adz menolaknya.
Esoknya ia berangkat menemui Umar lalu berkata, "Tadi malam aku mimpi seakan-akan menembus lautan, aku takut aku tenggelam, lalu engkau datang menyelamatkan aku wahai Umar."
Kemudian keduanya berangkat menuju ke rumah Abu bakar. Abu Bakar tidak menerima sedikitpun dari apa yang dibawanya.
Maka Umar berkata, sekarang menjadi halal dan baik."
Mu'adz bin Jabal juga menjadi gubernur negeri syam pada masa Khalifah Umar bin Khattab menggantikan Abu Ubaidah. Tetapi tidak lama ia meninggal.
Umar sangat menghormatinya sehinnga ia berkata, Bila nanti Allah bertanya kepada aku mengapa aku mengangkat dia sebagai gubernur, maka ia menjawab, karena aku telah mendengar nabi-Mu bersabda, "sesungguhnya para Ulama ketika menghadap Rabb mereka, Mua'dz bin jabal ada didepan mereka."
Rasulullah SAW sangat cinta kepada Mu'adz sampai beliau bertutur kepadanya, "hai Mu'adz , sesungguhnya aku sangat mencintaimu. Maka janganlah kamu lupa usai setiap shalat membaca, "Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik (Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada Engkau dan beribadah dengan baik kepada Engkau."
Rasulullah SAW mengajak ngobrol dia dimana pada suatu pagi beliau bertanya, "Bagaimana keadaanmu pagi ini hai Mu'adz?"
Mu'adz menjawab, "Alhamdulillah aku berada pada keadaan beriman."
Mendengar jawaban itu, Rasulullah menukas, setiap kebenaran itu punya bukti. Mana bukti imanmu?"
Mu'adz berkata, "Tidaklah datang subuh melainkan aku menyangka bahwa aku tidak akan bertemu dengan sore dan tidaklah tiba petang melainkan aku menduga aku tidak akan sampai pagi hari. Dan tidaklah aku mengayunkan satu langkah kecuali aku menyangka bahwa aku tidak sempat mengayunkan langkah berikutnya. Aku sepertinya melihat setiap ummat berlutut dan dipanggil untuk mengambil kitab catatan amalnya. Lalu seolah-olah aku melihat penduduk surga didalam surga tengah asyik masyuk dengan beragam kenikmatannya sementara penduduk neraka di neraka sedang disiksa."
Maka Rasulullah bertutur, "Engkau telah mengetahui, maka pegang teguhlah." (HR. Ibnu Majah)
Abdullah bin Mas'ud telah memberinya pujian dengan penuturannya, "Mu'adz adalah satu umat yang kuat ibadah kepada Allah dalam keadaan lurus. Kami menyerupakannya dengan Nabiyullah Ibrahim As."
Mu'adz orang yang semangat memberikan bimbingan dan nasehat kepada orang-orang, ujarnya, "Hindarilah olehmu Hakim yang menyimpang dan kenalilah kebenaran malalui kebenaran. Karena kebenaran itu mempunyai cahaya."
Saat seseorang bilang kepadanya, "Ajarilah aku sesuatu", maka ia menukas, apakah engkau akan mematuhiku?"
Pria itu berujar, "Aku sangat bersungguh-sungguh untuk taat kepada engkau."
maka Mu'adz bin Jabal berpesan kepadanya, "Puasalah dan berbuka. Shalatlah dan tidur. Berusahalah dan jangan berbuat dosa. Janganlah engkau mati kecuali dalam keadaan muslim dan hindarilah orang-orang yang zalim."
Mu'adz bin jabal memandang iman itu sesutu yang harus berulang-ulang. Dia berkata pada teman-temannya, "Mari sejenak kita beriman."
Dalam sakaratul maut, ia membaca doa seperti ini, "Ya Allah sesungguhnya aku telah takut kepada Engkau. Hari ini aku menggantungkan harapan kepada Engkau. Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku cinta kepada dunia bukan karena sungai yang berkelok, atau lantaran tanaman hijau yang elok, tetapi karena dahaga di siang yang terik dan menanggung kekangan jiwa berjam-jam serta meraih tambahan ilmu, iman dan ketaatan."
Lalu ia beranjak dari dunia. kala itu ia berkata, "Selamat datang wahai kematian, kekasih yang datang saat dibutuhkan."
Semoga Allah meridhoi Mu'adz bin Jabal.
--Profil 70 sahabat Nabi

Tidak ada komentar: